Pengharapan Akan Kedatangan Sang Juru Selamat
Pengharapan akan kedatangan Yesus Kristus Sang Juru Selamat melahirkan kekuatan dan daya tahan dalam diri kita sebagai orang Kristen pengikut Kristus.
JagoKomSos.Org–Minggu, 28 Noember 2021, Gereja Santo Yusup Ambarawa mengadakan Perayaan Ekaristi Minggu Adven Pertama. Misa pada Minggu pagi pukul 08.00 WIB ini dipimpin oleh Romo Agustinus Budi Nugroho, SJ dan diselenggarakan secara offline maupun online melalui Chanel Jago Komsos.

Pada Minggu terakhir di Bulan November ini, kita telah memasuki Masa Adven pertama. Dalam homilinya, Romo Budi menggarisbawahi bahwa pengharapan akan kedatangan Yesus Kristus Sang Juru Selamat akan melahirkan kekuatan dan daya tahan dalam diri kita sebagai seorang pengikut Kristus.

Dalam homilinya, Romo Budi membuka dengan sebuah pertanyaan refleksi, “Keutamaan apa yang kita mohon agar Tuhan berikan selama kita menjalani masa Adven ini?”
Romo Budi membuka dengan satu peristiwa tentang tim sepak bola anak-anak dari Thailand yang terjebak dalam gua di tepi pantai beberapa waktu lalu. Kejadian yang menyedot perhatian dunia ini membuat banyak orang yang tergerak hatinya untk menjadi relawan untuk menyelamatkan anak-anak tersebut.
Kalau saja diri kita yang berada dalam posisi anak-anak tersebut, terjebak di dalam gua, tanpa akses komunikasi dengan dunia luar, lantas apa yang paling kita rindukan? Apa yang paling kita harapkan?
Sebagaimana anak-anak tersebut, kita pasti mengharapkan datangnya tim penyelamat sekalipun tak pernah tahu kapan tim penyelamat itu akan datang. Kita hanya bisa berharap, bahwa tim penyelamat akan datang, bahwa orang-orang di luar sana akan menaruh perhatian pada keselamatan kita. Peristiwa ini membantu kita untuk membentuk disposisi atau suasana kerohanian maupun suasana batin di masa Adven ini.

Berikutnya, Romo Budi memaparkan latar belakang sejarah terkait dengan Bacaan Injil Lukas yang kita dengar hari ini. Injil Lukas diperkirakan ditulis pada tahun 80 pada abad pertama, dimana para pemeluk Kristen termasuk dalam golongan minoritas saat itu. Jemaat Santo Lukas sendiri adalah jemaat berbudaya Yunani, dimana sebagian besar tinggal di kota-kota dibawah jajahan Romawi dengan sederet Kaisar mereka yang terkenal bengis dan kejam.
Jejak-jejak sejarah kaisar yang bengis itu masih tampak salah satunya adalah Collesseum di Roma, sebuah tempat pertunjukan gladiator yang ditonton oleh banyak orang, dimana para gladiator tersebut diadu dengan sesama gladiator sampai salah satu mati, bahkan terkadang seorang gladiator yang diadu dengan binatang buas. Seperti itulah yang dialami oleh orang-orang Kristen awal pada abad pertama. Mereka dikejar-kejar, mereka dianiaya, mereka yang tertangkap ditampilkan dalam pertunjukan untuk dimangsa binatang buas atau diadu dengan sesama dan dibunuh.
Dengan demikian, jika melihat latar belakang seperti itu, kenapa Kekristenan bisa bertahan dan ada sampai sekarang? Apa yang menjadi Kekristenan para pengikut Kristus pada abad pertama, terlebih ketika mereka dikejar dan dianiaya oleh kaisar-kaisar romawi yang kejam dan bengis pada waktu itu? Apa yang menjadi kekuatan mereka?
Penginjil Lukas sangat tahu dan mengerti dengan situasi jemaatnya kala itu, oleh karenanya, kerigma atau pewartaannya adalah dengan cara membangkitkan pengharapan dalam diri orang Kristen akan kedatangan Yesus yang kedua untuk menyelamatkan mereka. Hal itulah yang melahirkan kekuatan dan daya tahan orang-orang Kristen abad pertama.
Bacaan hari ini membantu kita dalam menyelami dan membangkitkan pengharapan akan kedatangan Tuhan. Kerigma atau pewartaan dari Penginjil Lukas dalam bacaan hari ini, yaitu bahwa Yesus menyampaikan ajaranNya kepada para murid tentang kedatangan Anak Manusia untuk yang kedua kalinya. Itu adalah kedatanganNya sebagai penguasa kemuliaanNya. Kedatangan Yesus tidak lain dan tidak bukan adalah untuk keselamatan manusia.
“Apabila semuanya itu terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.”

Satu-satunya orientasi atau misi kedatangan Yesus adalah untuk keselamatan kita. Karena itu kita diajak untuk senantiasa berjaga sambil berdoa. Dengan berjaga disertai doa, kita akan mendapat kekuatan dan supaya kita tahan berdiri di depan Anak Manusia. Kedatangan Tuhan itu terarah untuk keselamatan kita dan menumbuhkan pengharapan akan kedatangannya. Untuk itu perlu kita pupuk dengan berjaga dan berdoa sehingga akan lahir dalam diri kita kekuatan dan daya tahan.
Oleh karenanya, sikap untuk senantiasa menumbuhkan pengharapan akan kedatangan Tuhan yang menyelamatkan kita itu selalu didoakan dalam setiap Liturgi Perayaan Ekaristi, baik dalam doa anamnese maupun dalam embolisme doa Bapa Kami. Keduanya berisi tentang pengharapan akan kedatangan Sang Penyelamat. Itu artinya, hidup kita sebagai pengikut Kristus, sebagai orang Kristen, ditempa dan dibentuk oleh pengharapan akan kedatangan Tuhan. Dengan demikian, hidup kita akan dikuatkan dan memiliki daya tahan.
Kekuatan dan daya tahan hidup ini sangatlah penting bagi kita saat ini. Hal ini mengingat kita sedang berhadapan dengan persoalan pandemi yang belum selesai sampai sekarang. Kita sudah mengharapkan ada pelonggaran-pelonggaran dan mengharapkan sebentar lagi akan kembali hidup normal. Tetapi yang terjadi justru merebaknya virus Coid-19 gelombang ketiga dan keempat. Dunia kembali kalang kabut dengan ledakan pandemi virus. Pemerintah membuat aturan PPKM level tiga. Imbasnya, tempat peribadatan yang selama ini kapasitasnya sudah 75% kemudian diturunkan menjadi 50%. Mobilitas kembali dibatasi. Kita kembali harus memperhatikan protokol kesehatan secara tepat. Pandemi masih berlangsung. Maka dalam situasi realitas seperti yang sangat jelas kita hadapi ini, kita memohon kekuatan dan lahirnya daya tahan untuk melewati saat-saat seperti ini. Inilah ujian bagi iman kita. Tapi pada saatnya nanti, pengharapan kita itu akan berbuah.

Berikutnya dalam Panduan Saresehan Adven 2021 yang diterbitkan oleh Keuskupan Agung Semarang, lewat Komisi Kateketik, juga disebutkan bahwa latar belakang panduan ini masih terkait dengan pandemi. Ketangguhan keluarga di masa pandemi ini menjadi perhatian. Hal ini sesuai dengan Tema Umum dari Saresehan Adven tahun ini : Keluarga Tangguh dan Berbuah Dalam Kristus.
“Maka marilah kita menanggapi Warta Injil hari ini dengan pesan yang sangat jelas, yaitu pengharapan akan Yesus Kristus Sang Juru Selamat itu akan melahirkan dalam diri kita kekuatan dan daya tahan sebagai seorang pengikut Kristus. Dan semoga keutamaan ini semakin tampak dalam diri kita dan terlebih di dalam keluarga kita untuk melewati masa-masa sulit akibat pandemi virus covid-19.” demikian Romo Budi menutup homilinya.

Baca juga : Berjaga-jagalah Senantiasa
Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari JagoKomsos.Org
Mari bergabung di Grup dan Chanel Telegram “JAGO KOMSOS“, caranya klik link https://t.me/jagokomsos kemudian join.
Anda harus menginstall aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.